Teringat curhat..  

Posted by Sweetkimitha


Beberapa hari yg lalu, gak sengaja baca resensi buku Moemoe Rizal. Ada kutipan kalimat yg membuatku teringat pada curhat seorang sohib bertahun2 yg lalu, pas 'ditembak' 2 cowok pada satu waktu sekaligus (laris euy!). Dia bertanya padaku, "Kalo disuruh milih:
1. Seseorang yg ditakdirkan untukmu
2. Seseorang yg jatuh bangun mencintaimu
3. Seseorang yg sangat kamu cintai. Mana yg kamu pilih?"
Dgn mantap kujawab,"Yang terakhirlah..".Tanpa banyak bicara lagi, dia segera berlalu dari hadapanku (meninggalkanku yg masih belum ngeh..he2). Keesokkannya,dia menemuiku lagi dan berkata "Kita sependapat, kuterima si ****** (sapa yo?he2..). Aku memang mencintainya.." Senyumnya terus merekah sepanjang hari itu.

But..beberapa bulan kemudian..pria itu kedapatan berselingkuh dgn sangat maniznya..(wdf..uuuups). Her heart totally broke in pieces..and me? Im totally realized dat LOVE is never enough then..

Finally, hanya satu yg harus kita pilih utk kebahagiaan. Pengennya sih bisa milih yang aku cintai aja. Tapi apa mungkin? Kata orang cinta itu kan takdir. Jadi?

Errr! Im not da one who expert on this stuff..Games, changes, fears. When will they go from here?
Any idea?

Hard to say “I’m Sorry”, Harder to say “I forgive U”..  

Posted by Sweetkimitha


Mungkin emang udah dari sononya kalo aku terlahir menjadi orang yang cenderung pendiem (apalagi kalo di lingkungan baru..), pemikir, perfeksionis dan gak gampang lupa..Halah koq sifat-sifat jelek semua yang disebutin yah? :-p Singkatnya, aku memang seorang Virgo sejati deh, he2..sebenarnya relatif siy, tergantung yang menilai. Terutama sifat gak gampang lupa itu. Di satu sisi sangat menguntungkan, yaitu dalam soal hapal-menghapal aku cukup bisa diandalkan. Cuma ya gitu deh..ada sisi negatifnya. I mean, aku adalah orang yang tidak mudah melupakan perbuatan dan perlakuan buruk orang lain terhadapku. Dalam (hampir) semua kasus memang aku tidak sampai ke tahap pingin balas dendam, tapi itu juga bukan berarti aku memaafkan dengan mudah juga. Whew! Repot deh..

Beberapa hari yang lalu, seorang sodaraku curhat tentang suasana kerja di kantornya yang akhir-akhir ini kurang bersahabat dengannya. Dari rekan kerja yang nyolot dan sirik melihat angka penjualannya bertambah, ato rekan yang becandanya sadis. Dia bercerita dengan mata berkaca-kaca (saking sebelnya kali yah?). “Apa salahku coba? Selama ini aku selalu ada di jalur yang benar dan gak pernah macem-macem” keluhnya. Hmm..it’s a quite hard stuff! Akhirnya aku pun bercerita tentang pengalamanku juga. Bagaimana menghadapi seseorang yang sepertinya (emang bener dink..) merasa tidak terlalu nyaman dengan keberadaanku. Seringkali kudapati sikapnya yang dingin saat berhadapan denganku, padahal aku tahu banget kalo dengan yang lain dia bisa menjadi amat ramah dan hangat. Sumpah! waktu itu aku kheki berat gara-gara diperlakukan seperti itu (Salahku apa??). Tapi kemudian kupikir, Buat apa? Kenapa? Sepenting apa? Toh, yang aku dapatkan cuma pikiranku yang semakin ‘capek’. So..the next thing I do is CUEX. “Selama lo gak nyenggol gw, it’s OK! Go on..”

Sulit memang kalo dihadapkan dengan orang yang berpenyakit hati dengan keluhan umum SIRIK itu. Bahkan saat kita bertanya-tanya “Emang ada ya dari diri gue yang bisa disirikin orang?”, hingga pada akhirnya berkesimpulan bahwa “I’m jas a kind of humble person”, teteup gak ketemu jawabannya. As matters come to a head, satu cara yang akhirnya kutempuh menghadapi hal semacam ini, yaitu aku akan menyapanya baik-baik, dalam hatiku membatin kalo sikapnya tidak melunak maka aku akan minta maaf. Kemudian dia kelimpungan gitu deh karena sebenarnya aku memang tidak berbuat salah..dan saat dia akan meminta maaf balik, itulah momen tersulit yang harus kulewati, bahwa aku HARUS memaafkan dan melupakan semua perbuatannya. Huff! Memang benar bahwa memberi maaf jauh lebih sulit dari meminta maaf. Jelas! Jujur waktu itu aku masih belum bisa langsung tulus memberi maaf padanya.
Tapi aku bertekad bahwa aku harus bisa..Other can, I can! Ya kan?

Mungkin itu adalah salah satu hal yang harus terus kupelajari seiring dengan bertambah usia..semestinya aku bertambah dewasa juga. Bagaimanapun dendam itu diibaratkan seperti kanker. Mula-mula kecil tapi lama-lama akan menjadi besar dan menjalar ke seluruh tubuh. *sambil bayangin luka bernanah yang kronis..lol* Hiiiiy!! Naudzubillah..

When it’s all over, it’s not who you were.. It’s whether U made a difference..