Dan..James Blunt itu..  

Posted by Sweetkimitha

Beberapa hari ini badanku demam. Perubahan cuaca yang tak menentu (pagi sampai menjelang siang panas menyengat, namun giliran sore hujan turun deras..OMG..) sedikit demi sedikit mengikis pertahanan tubuh kurusku. Sesekali kuhirup segelas air jeruk manis panas yang mulai menghangat dan sengaja kuletakkan di bibir jendela kamarku. Sluurp..Aku sangat menikmati kegiatan yang satu ini, duduk santai sambil mengamati lalu lalang kendaraan dari jendela kamarku yang terletak di lantai dua rumahku. Paling tidak aku dapat melepaskan sejenak segala kejenuhan pikiranku yang menghimpit. Segala tetek-bengek pekerjaan dan bah..masalah cinta!

Aku tak berani mendefinisikan apa sebenarnya yang sedang terjadi padaku. Kemarin kucoba berbagi cerita ini pada seorang sahabatku, namun apa coba yang kudapat? hanya godaan dan candaan yang tidak menyelesaikan masalah sama sekali. Thanks, Mieke for the help :( Well, semuanya berawal dari pertemuanku dengan seorang pria, Wiem, sebut saja namanya seperti itu. Dia adalah saudara sepupu Mieke, sohibku sejak SD dulu. Usianya baru akan menapaki 22 tahun di bulan Agustus nanti.

******************************************************************************************************************

Sabtu pagi kira-kira jam setengah enam tiba-tiba hpku bergetar, sebuah sms masuk. Hari libur seperti ini biasanya setelah melaksanakan shalat shubuh, aku akan melanjutkan tidurku sampai jam tujuh nanti, balas dendam ceritanya. Setengah sadar kubaca isi sms itu.

Pagiyy, Vina..sori kalo jadi ngebangunin kamu. Temenin aku ke Sby dunk, ade sepupuku baru pindah tugas dari Yogya, dan suamiku gak bisa nganterin. Mau ya? Mau ya? Mau ya? Pliiiisss!
Sender: KekeChantique – Hp

Hoahemmm!! Mieke memintaku untuk menemaninya ke Surabaya rupanya, dan sepertinya dia benar-benar ingin aku meluluskan permintaanya. Ya sudahlah, jarang-jarang sekali dia memintaku seperti ini dan kebetulan aku juga sudah lama tidak ke Surabaya.
Segera kubalas smsnya,

Siyappp, Non..btw, jam brapa yah?
Send

Tak lama kemudian ada balasan kembali darinya,

Jam 7an aja yah..biar nyampe situ gak kesiangan. Ok, Sweety? Aku udah pesen travel kemaren malem coz aku yakin gak mungkin ditolak, ha3.. C U!
Sender: KekeChantique – Hp

Hup, aku segera beranjak dari tempat tidurku dan mengambil handuk. Saat aku melangkah menuju dapur untuk merebus air panas untuk mandi, aku berpapasan dengan Leon, abangku yang sudah bersiap-siap untuk jogging bersama Mama dan Papa. Dan seperti yang sudah kuduga, keheningan pagi yang dingin itu terpecah oleh celotehannya.

“Waduh waduh..Mama mimpi apa semalam?” seru Leon.

“Memangnya ono opo tho?” Mama yang baru keluar dari kamar langsung menghampiri Leon.

“Tuh..anak gadis Mama sepagi ini udah mau mandi lho..lupa kali kalo sekarang hari libur ” tunjuk Leon dengan muka meledek.

“Leon berisiiiiik!!! Emang yang lupa siapa??” aku mulai terusik.

“Memangnya kamu mau pergi tho, Nduk?” akhirnya Mama menengahi.

“Iyah, Ma..Keke ngajakin ke Surabaya, ada sepupunya yang baru pindahan dari Jogja”

“Yo wis, kalo gitu nanti kamu sarapan dulu, ada rawon tadi Mama udah panasin”

“Makasih, Ma..” aku mendekati beliau dan mendekapnya dari belakang. Beruntung sekali aku mempunyai Mama yang super sabar yang selalu siap menjadi penengah kami berdua.

“Aduuuh..Mama kok mau-maunya sih dipeluk orang yang masih bau naga!” Leon nyolot lagi sambil terkekeh-kekeh.

“Berisiiiik!!!!” akhirnya aku masuk ke kamar mandi. Gosok gigi. Huh, Leon memang makhluk yang menyebalkan!

******************************************************************************************************************

Jam tujuh teng aku sudah berada diatas travel yang akan membawaku, Mieke dan Charles menuju ibukota Jawa Timur, Surabaya. Keduanya sudah duduk manis menantikanku. Charles nampak semakin tembem.

“Good morning, Mama Vina!” sapanya dengan sebuah senyuman tersungging di bibirnya.

“Lutunaaa..” gemesku sambil mencium pipinya.

Syukurlah perjalanan kami lancar dan tidak terlalu macet, terutama saat melewati daerah yang terkena bencana lumpur Lapindo. Yah, sejak peristiwa yang fenomenal tersebut perjalanan Malang-Surabaya yang dapat ditempuh dengan mudah menjadi membosankan apalagi jika sudah terjadi kemacetan panjang. Dan sekarang kami bertiga sudah berada di depan kost karyawan tempat sepupu Mieke di daerah Surabaya Utara.

“Tunggu Vin, aku telpon dia dulu..”

“Okey, Ke..” sambil tetap mengawasi Charles yang berlarian di pinggir jalan, jadi miris juga, akhirnya aku raih tangannya untuk memastikannya tetap aman.

“Sini, Lez..jangan jauh-jauh dari Mama Vina..disini jalannya rame”

“Iyah..” Charles langsung menuruti kata-kataku.

Tidak lama kemudian muncul sesosok pria muda berbadan tinggi dan atletis. Ooo, ini dia orangnya, lumayan juga batinku nakal.

“Allow semuanya..wah, nggak nyangka nih omonganku kemarin diseriusin sama Mbak. Lho, ini Charles tho..tambah gedhe yo..” ucap pria itu yang perhatiannya langsung tertarik pada sosok anak kecil dalam gandenganku. Dia melirikku sekilas.

“Sini dong, masa udah lupa ma Om Wiem..” pria itu membentangkan kedua tangannya dan Charles langsung mendekat dan memeluknya. So sweet..

“Eh iya, Wiem..kenalin ini Vina, yang sering kuceritain itu loh..”

“Wah, akhirnya bisa ketemu juga disini. Mbak Keke suka banget nyeritain Mbak tiap ketemu lebaran. Perkenalkan saya Wima Anggoro..tapi panggil saja Wiem” pria ini memperkenalkan dirinya dan tak lupa memberikan sebuah senyum yang memperlihatkan lesung pipinya. *Ehemm..*

“Vina..O ya? Wah, mudah-mudahan cerita yang bagus-bagus deh..”

Wiem melirik ke arah Mieke sesaat dan kemudian keduanya tertawa bersamaan.
Dua saudara sepupu yang aneh!

“Lha kok jadi ngobrol di luar tho..masuk yuuuuk ” Wiem mempersilakan kami masuk dan memandu kami menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Sesampainya di kamar Wiem kami disambut susu coklat hangat, memang di bulan-bulan awal tahun saat curah hujan sedang tinggi-tingginya, kegiatan yang paling enak dilakukan adalah menyeruput minuman hangat sambil bermalas-malasan menonton acara televisi. Ah, tapi untuk saat ini aku hanya bisa menghirup susu coklat hangat sambil menyapukan pandanganku pada suasana kamar. Kamar ini cukup bersih dan rapi untuk ukuran kamar seorang pria (Tiba-tiba aku jadi teringat akan kamar Leon, abangku semata wayang, yang selalu kelihatan seperti kapal pecah, dan kamar itu baru akan kelihatan neat and clean bila aku dengan sukarela membersihkannya. Aku meringis dalam hati mengingat makhluk satu itu). Ada sebuah televisi, boombox dan poster Chicago Bulls dan Michael Jordan (I see, dia seorang pecinta basket rupanya..), selebihnya dinding bersih tanpa ada terlalu banyak aksesoris, hanya sebuah jam dinding. Diatas lemari ada foto diri Wiem dengan seragam dinasnya. Dia kelihatan dewasa dalam foto itu.

Setelah beberapa saat, Charles mulai gelisah dan merasa bosan. Akhirnya aku pamit untuk mengajaknya berkeliling sebentar dan membiarkan mereka berdua asyik mengobrol. Siangnya Mieke mengajak kami untuk menikmati lontong balap khas Surabaya kesukaannya. Aku disibukkan oleh kegiatan memilah-milah taoge dari piring Charles karena ternyata dia tidak menyukainya. Nyam-nyam..untuk perutku yang keroncongan, lontong balap ini enak banget. Tak terasa, akhirnya sore telah menjelang dan travel yang akan membawa kami kembali ke Malang pun telah menanti. “Thanks semuanya, jangan kapok maen kesini lagi ya..” Wiem melambaikan tangannya saat travel beranjak meninggalkan halaman kostnya.

******************************************************************************************************************

Itulah pertemuan pertamaku dengan Wiem. Setelah itu beberapa kali dia pernah mengirim sms atau menelepon sekedar untuk menanyakan kabar. Seperti sms di suatu malam yang agak larut.

Malem, Sista..R U there?
Sender: Wiem – Hp

Lalu kubalas,

Yup, lagi susah tidur. Ada apa nie?
Send

Wiem membalas lagi,

Gpp, lagi bete nie. Aku telpon ya!
Sender: Wiem – Hp

Beberapa detik kemudian handphoneku berdering, dan mulailah kami mengobrol ngalor-ngidul, dan selanjutnya dia sering sekali menelponku untuk mencurahkan isi hatinya, menceritakan hobinya bermain basket, naik gunung hingga musik favoritnya, dan pada suatu ketika akhirnya diketahui bahwa kami sama-sama sedang tergila-gila pada James Blunt, itu tuh musisi Inggris mantan tentara yang multi talenta dan gape menciptakan lagu. Terutama lagu “You’re Beautiful”.

Entah sengaja atau tidak, sejak saat itu, setiap dia menelponku, entah itu di kamar kostnya, di kantornya atau di mall saat dia sedang hang out, pasti lagu itu menjadi pengiring pembicaraan kami. Mau tidak mau, dengan semakin nge-hits lagu itu dimana-mana, setiap mendengarnya aku menjadi tersenyum-senyum sendiri karena teringat pada Wiem. Satu hal yang baru kutahu adalah..ternyata James Blunt itu seorang berondong..yah, seorang pria muda kelahiran Jogja dua puluh satu tahun yang lalu.. ;))

***************************************************************************************************************

Jam sebelas malam hpku berbunyi. Ada telepon masuk. Dengan sedikit kesal karena tidur lelapku terganggu, nama yang tertera disana “Wiem - Hp”.

Ada apa dia telpon lagi yah? Something important?

“Hallowhh,Wiem..” sahutku pada orang di seberang sana

“Waduh, udah tidur ya, Sist..Maaf..”

“Gak papa. Ada yang bisa kubantu?”

“Iyah..Sista gak keberatan buat dengerin aku kan?..Tunggu sebentar..”

“Aku dengerin kok..” beberapa saat suasana hening

Wiem? Wima? Are you there?” panggilku tapi tetap tidak ada jawaban

Saat aku bersiap menekan tombol merah pada hpku untuk mengakhiri panggilan, tiba-tiba terdengar suara petikan gitar memainkan intro lagu “You’re Beautiful” milik James Blunt.

Apa-apaan ini. Dia pasti salah minum obat deh!

Setelah itu terdengar suara seorang pria menyanyikan bait-bait lagu itu. Aku seperti tersihir dan tidak dapat berkata apa-apa setelah itu.

My life is brilliant, my love is pure
I saw an angel, of that I’m sure
She smiled at me on the subway,
She was with another man
But I won’t lose no sleep on that,
Coz I’ve got a plan
U’re beautiful. U’re beautiful
U’re beautiful. It’s true
I saw your face in a crowded place
And I don't know what to do
Cause I’ll never be with you..

Dentingan gitarnya begitu bersih dan suaranya walau tidak sebagus penyanyi aslinya, cukup menghiburku.

“Sist..Sista..do you hear me?” panggilan Wima membuatku tersentak

“Eh iyah..iyah..bagus bangeeet, Wim. Hatiku sampe meleleh deh..” candaku

“O ya? Syukurlah..”

“Deuuu..yang lagi patah hatiii..” godaku lagi

“Sista jahat deh. Mungkin ini terdengar gila, tapi aku gak bisa bohongin hatiku bahwa..”

“Iyah..rugi banget gadis yang udah bikin patah hati kamu itu, Wim..” potongku

“Lho?”

“Menurutku kamu pria baik dan gak neko-neko..trus apa lagi yah?” tambahku lagi

“Lho?”

“Selama aku mengenal kamu..selalu nyambung kalo diajak ngobrol dan perhatian.. trus..” lanjutku semakin bersemangat

“Sista!” seru Wima

“Eh..ya?”

“Sista kok jadi melantur sih. Sebenernya Sista tau gak sih siapa yang bikin aku kayak gini? ”

“Gadis Jakarta itu kaaan? Yang pernah kamu ceritain sama aku..”

“Bukan. Sok tau..”

“Lho?”

“Sista orangnya..”

“Lho?” gantian aku yang melongo

*Kok aku siiiih?*

“Gimana menurut Sista?”

*Gimana apanya?*

“Kamu salah orang kali..”

“Nggak. Jawab dong, Sist..”

“Jujur, aku suka kejutanmu malam ini..tapi.....” aku menggantung kalimatku dan mencari kalimat yang tepat untuk Wiem. Suasana hening kemudian. Aku merasa tidak enak dengan keadaan ini.

“Ya udah..buatku paling gak udah enteng, gak ada beban lagi. Hehe,take it easy..tapi kita tetep bisa berteman kan, Sist?” tiba-tiba Wiem menengahi.

“Tentu aja!” aku menjawab spontan, hatiku yang sebelumnya merasa tak enak merasa baikan.

“Baguslah..maaf udah mengganggu istirahat Sista dengan hal yang tidak terlalu penting. May God bless you and..siapa nama kecengan Sista? Ehem..ehem..” kali ini dia balik menggodaku

“Safir” jawabku singkat

“Yah, Safir..Kalau ada apa-apa kabari aku..eh, becanda ding..G’Nite!” tutup Wima.

Klik. Belum sempat aku menjawab salamnya telpon sudah diputus olehnya.
Maksudnya??

Oh my God! sejenak aku terpekur di tepi tempat tidurku memikirkan kejadian yang baru saja terjadi.

*****************************************************************************************************************

Cinta itu tidak pernah salah. Itu yang pernah kubaca. Kalimat itu terus bergema dibalut kekalutan. Batinku sedang menggugat pada alam. Mengapa harus tercipta suatu keadaan, waktu, serta tempat yang tepat untukku, sehingga pada akhirnya dia hadir dalam lembaran hidupku yang penuh kepanikan dan hingar bingar. Entahlah..terkadang alam memang bekerja dengan rumus-rumusnya yang tak dapat dicerna dan tak terbantahkan.

Wiem, sebenarnya kalau aku jujur pada hati kecilku, aku merasakan hal yang berbeda saat dekat denganmu. Memang aku sering merasakan kebahagiaan itu saat bisa berdekatan dengan Safir, pria incaranku di kantor yang mulai memberikan sinyal-sinyal positif padaku. Tapi denganmu lain. Ada sisi kedewasaan dan kesabaran dari seorang pria yang kuimpikan selama ini.

Tapi sungguh, aku tidak pantas untuk mendapatkan semua itu. Aku hanyalah seorang wanita lajang 27 tahun yang berpikiran kolot, hingga aku merasa tak pantas wanita dewasa sepertiku menjalin hubungan dengan berondong sepertimu. Kamu boleh saja menyebutku si Perawan Naif, karena memang itulah aku, wanita yang terlalu takut mendobrak nilai-nilai tradisi dan lebih memilih mengingkari hati nurani. I'm literally a loser, right?

Semoga ini tidak akan menjadi kehilangan terbesarku..G'luck my Brother..

And the Oscar goes to..  

Posted by Sweetkimitha

Selamat! Kamu telah memenangkan permainan ini..
Permainan yang selama beberapa waktu telah menguras energi..
Energiku..Energimu..
Cahayaku..Gemintangmu..
Ya..aku adalah pihak yang kalah..
Bagaimanapun hukum alam telah merancangnya sedemikian rupa..
Aku takkan menggugat itu..

Kini aku adalah bintang yang kesepian..
Ingin kuredupkan (bahkan kupadamkan) cahaya hingga semua melupakan keberadaanku..
Karena buatku apalah artinya semua itu, ketika..
Satu-satunya hal yang kuharap membutuhkan eksistensiku telah lenyap..
Kamu..
Masih ingatkah senyum yang terakhir kau sunggingkan..
Itulah senjata pembunuh paling ampuh..
Setidaknya berhasil membunuh segala kekaguman yang mengendap di memoriku..

Selamat! Kuharap kau menikmati kemenangan terbesarmu..
Buat seisi dunia menertawakan kita..
Sepasang pemain opera terkonyol yang pernah ada..
Kamu pantas mendapatkan penghargaan untuk prestasi prestise itu..
Dan sekarang..
Biarlah kusulang segelas anggur mahal untuk kekalahanku..
Kepahitan yang berbalut rasa manis..
Atau sebaliknya?

Selamat, Sayang..
Sekarang biarkan aku tidur pulas dalam frustrasi..
Aku tahu, esok aku pasti terbangun kembali..
Dan kuharap kali ini malam akan lebih panjang..
Hingga aku dapat memimpikan kamu untuk terakhir kali..
Karena setelah malam ini..
Tidak akan ada lagi kamu dalam catatan sejarahku..

Aku memang kalah..
Tapi tetap tak terkalahkan untuk satu hal..
Tak usah kubilang apa itu..karena kamu pasti tahu..
Dan..secepatnya atau selambat-lambatnya..
Seisi alam akan mengizinkanku untuk kembali bercahaya..
Pada saat yang tepat..

The show is over..It's time to say goodbye..