Hard to Decide  

Posted by Sweetkimitha


Menapaki usia seperempat abad lebih (silver age), sebagai manusia dewasa normal, kita dihadapkan pada konsekuensi yang mau tidak mau harus diambil yaitu, kompleksitas dan kenyataan bahwa hidup menjadi semakin tidak mudah. Setelah puas bermanja-manja pada orang tua, sekarng waktu untuk keluar dari cangkang kita dan menyelami labirin hidup yang tak pernah bisa disangka-sangka ujungnya. Ok, way to go, Girl! yang terpenting adalah kita harus berpikir realistis dan bertanggung jawab pada diri sendiri.

Buat kita yang masih stuck on a ‘single table’ (pasti punya alasan masing-masing untuk hal tersebut), sedikit banyak masalah jodoh jadi satu poin penting dalam agenda. Tapi, hal yang membuat pusing adalah menentukan who’s the right one, karena pastinya kita menginginkan yang terbaik untuk selamanya..dunia akhirat! ( I think a whole bunch of people have the same idea with me..). Kisah dalam film “Heartbreak Kid” mungkin bisa jadi bukti masalah jodoh bukanlah masalah kecil dan perlu pemikiran matang. Dalam film itu diceritakan, Eddie seorang pria empat puluh tahun yang sudah bosan membujang pada suatu kesempatan bertemu dengan seorang wanita jangkung dan cantik bernama Lila. Kali ini sepertinya dewi cinta sedang menaungi Eddie, karena walaupun secara logika Lila ‘too good too be true’ buatnya, mereka akhirnya bisa semakin dekat dan enam minggu setelah itu mereka memutuskan untuk menikah dan berbulan madu ke Mexico. Disinilah, mimpi-mimpi indah itu berubah menjadi mimpi buruk. Satu persatu Eddie melihat aspek-aspek yang telah ia lewatkan sebelumnya, yaitu kebiasaan-kebiasaan buruk istrinya yang bertentangan dengan dirinya sebagai seorang pria konvensional dan family man. Kebiasaan buruk itu antara lain keasyikannya bernyanyi terus-menerus sepanjang hari dan perilaku seksnya yang uninhibited..oops! what a nightmare! So, ketika akhirnya dia bertemu dengan Miranda, wanita yang kebetulan juga sedang berlibur dengan keluarganya, Eddie langsung jatuh cinta (lagi) karena dia melihat semua aspek kesempurnaan yang dia cari selama ini. Singkatnya, he realized in a day or two that she’s the one for him..lhaaaa padahal dia baru seminggu yang lalu menikahi Lila kan? Lalu?

Itulah intinya, seperti nasihat Phil Collins, “You can’t hurry love, now U’ll just have to wait, she said love don’t come easy, but it’s a game of give and take..”, karena sesungguhnya cinta itu tidak buta tapi saling memahami. Jadi bagi orang-orang yang narsis, takut berkomitmen dan pengikut semboyan “greener grass on the other side of the fence” alias rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau, bersiaplah untuk menjadi Eddie Eddie berikutnya. Tentang aku? Narsiskah aku? Hmm..kukira aku jauh dari itu. Rumput tetangga selalu kelihatan lebih hijau? Nope, aku selalu bersyukur atas apa-apa yang sudah kudapat. Takut komitmen? Bukannya takut, mungkin aku belum siap. Ahaha, itulah masalahnya! Ada yang mengatakan bahwa tolak ukur kedewasaan seseorang bukan hanya dari usia tapi juga dari pola berpikirnya, dan saat ini aku masih berada di titik yang belum siap untuk selalu berpikir bahwa apapun yang kulakukan, konsekuensinya bukan hanya pada diriku sendiri, tapi juga pada pasanganku. Entah itu hal baik atau hal buruk. Inilah paradoksnya, ternyata lamanya suatu proses pengenalan satu sama lain dalam hubungan bukanlah harga mati bahwa kita bisa segera mendapat kemantapan untuk mengakhiri status single fighter. Pun kita telah menjadi PDA (public display of affection) buat orang-orang di sekitar kita, itupun juga tidak menjamin (dan itu terjadi pada hubunganku ini. Seorang teman yang bijak memberikan jalan tengahnya, “Hidup, mati dan jodoh adalah semata-mata kuasa Yang Mempunyai Hidup..yang terpenting kita tidak pernah berhenti berikhtiar dan paham bahwa setiap kesulitan dan kegagalan itu seperti racun obat. Bukankah sesuatu yang tidak mampu membunuhmu, justru membuatmu makin kuat?” Ahaha, nice try, Buddy!
Waktu memang begitu, dengan cepatnya dia berlalu. Sekarang tergantung bagaimana aku bisa mengisinya dengan rupa-rupa pengalaman sambil terus mencari turning point dalam hidupku. Yah aku merasa mendapat semangat baru untuk kembali ke jalur hidupku. Banyak orang butuh banyak waktu untuk belajar namun akhirnya tidak mendapatkan apa-apa, tapi tak jarang pula ada yang dengan pengalaman pendek mendapatkan pencerahan sepanjang hidupnya. Mudah-mudahan aku termasuk golongan yang terakhir.

This entry was posted on Tuesday, April 29, 2008 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Subscribe to: Post Comments (Atom) .

0 comments